LEBAK, Ungkappublik – Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam himpunan mahasiswa mathla’ul anwar (HIMMA) Kabupaten Lebak menggelar aksi unjukrasa di depan gedung DPRD Lebak, Senin 8 September 2025.
Dalam orasinya, mahasiswa mengaku mendapatkan intimidasi sebelum aksi dilakukan oleh sejumlah lembaga negara, yang menginginkan warga dan mahasiswa yang menyuarakan keluh kesah masyarakat Lebak soal pertambangan.
“Kami coba dibungkam dengan banyak cara, bahkan ada yang mencoba memberikan sejumlah uang agar kami tidak melakukan aksi yang telah kami rencanakan, namun kami dengan tegas menolak semua ini, karena suara rakyat harus tersampaikan,”kata Muhamad Haris, dalam orasinya.
Menurut Haris, aksinya ini murni aspirasi masyarakat khususnya warga yang berada di wilayah pertambangan. Karena, pertambangan yang ada, seperti di kecamatan Banjarsari semakin tidak terkendali.
Haris menyebut, kerusakan akibat pertambangan bukan hanya jalan dan ekosistem yang rusak. Kesehatan masyarakat sekitar pertambangan juga terancam akibat volusi tambang yang sangat luar biasa.
“Bahkan, paska tambang tidak ada yang mereka lakukan sama sekali, perusahaan tambah hanya mengeruk dan ditinggalkan begitu saja tanpa ada reklamasi,” ungkapnya.
Sementara, Juwita Wulandari, Ketua DPRD Lebak mengaku, terkait aktivitas tambang di Lebak sudah dilaporkan ke Pemprov Banten, bahkan hasil audensi dengan Pemprov Banten dan DPRD Banten dibentuk satgas.
“Bahkan kita menuntut agar dalam perijinan tambang harus menyediakan lahan parkir, lakukan pengecekan ulang terkait keberadaan tambang di Lebak, mudah-mudahan satgas segra turun dan beraksi,” tuturnya. (Red)
Tinggalkan Balasan