LEBAK, Ungkappublik – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Lebak bersama seluruh Ketua Komisariat se-Cabang Lebak gelar refleksi berupa tabur bunga dan doa bersama, refleksi digelar di Sekretariat HMI Cabang Lebak, Kamis malam 4 September 2025.

Sebagai organisasi mahasiswa yang memegang teguh nilai keislaman, HMI menegaskan bahwa perjuangan tidak boleh berhenti pada aksi di jalanan semata, tetapi harus dijalankan melalui berbagai cara, termasuk jalur spiritual sebagai wujud konsistensi pada nilai keislaman.

Doa dan ikhtiar batin adalah kesadaran bahwa perjuangan harus senantiasa relevan dengan landasan Islam, yakni menggabungkan gerakan intelektual, sosial, dan spiritual secara utuh.

Kegiatan refleksi ini digelar sebagai bentuk kepedulian terhadap kondisi bangsa, khususnya mendoakan Indonesia agar senantiasa diberi keadilan, kesehatan pemikiran, keselamatan, dan kesejahteraan rakyat.

Dalam kesempatan tersebut, doa dipanjatkan untuk para korban jiwa dari kalangan masyarakat, mahasiswa, maupun aparat yang meninggal dunia akibat demonstrasi yang berujung kerusuhan beberapa waktu lalu.

HMI menilai peristiwa itu tidak bisa dilepaskan dari ekspresi emosi masyarakat yang wajar, sebagai respons terhadap kebijakan pemerintah yang dinilai semakin mencekik di tengah kesulitan ekonomi rakyat.

Di tengah kondisi masyarakat yang kian sulit di mana gaji banyak pekerja tidak sesuai masih jauh dibawah UMK/UMP/UMR, lapangan pekerjaan semakin sempit, dan biaya hidup terus meningkat pemerintah justru melahirkan kebijakan yang semakin menjauh dari rasa keadilan.

Bukan menghadirkan solusi, kebijakan yang lahir malah memberi ruang lebar bagi pejabat untuk memuluskan praktik korupsi uang rakyat. Pajak dinaikkan, sementara tunjangan DPR ditambah, seolah mereka menari-nari di atas penderitaan rakyat. Alih-alih menjadi wakil aspirasi masyarakat, para elit politik justru sibuk mewakili kemewahan dan kesejahteraannya sendiri, tanpa memikirkan beban yang harus ditanggung rakyat kecil setiap hari.

Salah satu contoh yang paling kongkrit dari ironi ini bisa dilihat dalam program pembangunan yang mestinya murni untuk kesejahteraan rakyat, namun justru dijadikan bancakan oleh segelintir pihak.

Ketua Umum HMI Cabang Lebak, Harry Agung Nurfaizi, menyoroti Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3–TGAI) di Kabupaten Lebak. Program yang dialokasikan melalui aspirasi DPR RI, khususnya dari Partai PKB, ternyata diduga dipangkas hingga 30% untuk disetorkan kepada iblis.

“Ini sungguh ironi dan bentuk nyata bagaimana rakyat terus dikorbankan demi kepentingan elit. Bagaimana mungkin pembangunan untuk masyarakat kecil bisa berjalan optimal jika sejak awal sudah digerogoti oleh tangan-tangan kotor?” tegas Harry.

Momentum ini juga bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, yang semakin menguatkan semangat HMI untuk meneladani akhlak Rasulullah dalam membangun keadilan, kemaslahatan, dan keberpihakan kepada kaum lemah.

HMI Cabang Lebak berharap seluruh elemen bangsa menjadikan refleksi ini sebagai pengingat, bahwa membangun Indonesia haruslah berlandaskan pada keadilan sosial, keberanian moral, dan kasih sayang kemanusiaan. (Red)